3.Mengenal diri.
Mengenal diri adalah perbuatan sesuai dengan tuntutan dan ketetapan agama ( Dien al Islam ) :
RO16 :
Siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya ( hadis : Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu ) , hal ini sejalan dengan petunjuk QS Adz- Dzariyat 21 ” dan pada dirimu sendiri , apakah tiada kamu perhatikan”.
RO17 :
Perbuatan mengenal diri adalah dasar dari perjalanan diri dalam rangka mengenal Allloh sebagai mana tajuk “ Awwaludin ma’rifatulloh “ Awal agama mengenal Allloh .
RO18 :
Mengenal tuhan dan mengenal Allloh adalah tuntutan agama dalam rangka membenarkan dengan perbuatan atas perkataan kalimah tauhid “ La ilaha ilalloh “ ( tiada tuhan kecuali Allloh ).
RO19 :
Berkata tanpa didasari dengan perbuatan adalah perbuatan yang terlarang dalam agama Allloh :
( Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa – apa yang tiada kamu kerjakan )
QS Ash-Shaf : 3
Kalimah tauhid dan kalimah syahadah adalah kalimah sumpah yang harus selalu dipegang teguh dan diperbuat kebenarannya , sedangkan mengenal diri adalah upaya menjaga diri agar tidak tergoyahkan
dalam memegangi kalimah sumpah sendiri.
Mengenal diri ( NGAJI ) adalah upaya membuka diri untuk di teliti sendiri ( instrospeksi ) apa yang berada dalam diri .
R020 :
Mengenal diri ( ngaji ) adalah usaha mensukuri anugerah dan nikmat yang telah diberikan ilahi sebagaimana ditetapkan dalam kitabulloh :
“Dan(ingatlah juga), tatkala Tuhan-mu memaklumkan ,” Sesungguhnya jika kamu bersyukur , pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu , dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku , maka sesungguhnya Azab-Ku sangat Pedih” QS Ibrahim 7
Diantara Anugerah dan nikmat yang mudah dikenali tapi justru sering dilupakan orang banyak adalah :
Pertama Adanya Diri :
( tubuh lahiriyah & tubuh Bathiniyah )
Kedua adamya : Nafas atau asma’.
RO21:
KEADAAN DIRI :
Secara umum keadaan diri terdiri atas 2 ( dua ) keadaan yaitu :
a. Tubuh Luar ( Jasad ).
b. Tubuh Dalam ( Jisim )
Tubuh dalam ( software ) merupakan penggerak dari adanya tubuh luar ( hard ware ).
RO22 :
Rangkaian dasar software ( tubuh dalam ) adalah :
1. Kemauan disebut Iradat ( I )
2. Tenaga disebut Qudrat ( Q )
3. Perasaan disebut Hayat ( H )
4. Pengetahuan disebut Ilmu ( Il )
5. Pendengaran disebut Sama ( S )
6. Penglihatan disebut Bashar ( B )
7. Perkataan disebut Kalam ( K )
Alamat aktivasi rangkaian dasar tersebut berada pada :
8. Akal disebut Aqal ( A )
9. Hati disebut Qalbu ( Q )
RO23 :
Secara hukum pada dasarnya kerja dari rangkaian dasar sistem software ( tubuh dalam) hanya tunduk pada Sang Maha Pencipta jadi haram jika software tunduk pada perintah hard ware ( tubuh luar ).
RO24 :
Rangkaian tubuh luar ( hard ware ).
1. Otot , syaraf , tulang , daging dan organ tubuh.
2. Darah , sparma dan cairan lainnya.
3. Udara / nafas,
4. Mata , telinga dan otak / fikiran.
Sebagaimana telah dimaklumi bahwa tubuh luar atau jasad ini berasal dari “ sesuatu sari pati dari tanah “ yang lalu mencapai kesempurnaan bentuk setelah melalui proses yang panjang dalam pembentukannya menjadi mahluk atau manusia baru yang terlahir dari rahim ibu.
Dalam pergerakan dan pertumbuhannya jasad atau hardware ini secara alamiah selalu berhubungan dengan keadaan alam sebagaimana asal usulnya maka keadaan sari nabati atau gizi berperan aktip dalam proses pertumbuhannya.
SINGKRONISASI JASAD DAN JISIM :
RO25 :
Hubungan antara hardware ( Jasad ) dan Software ( Jisim ) telah ditetapkan oleh Yang Maha Pencipta sebagai mana petunjuk berikut :
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”( QS. Jatsiyah 018 ).
Syariat berasal dari kata syaro’a yang berarti melihat atau mengetahui sedangkan agama atau ad dien adalah aturan tetap yang telah dibakukan bagi diri manusia , mengikut syariat berarti berada dalam aturan bahwa bekerjanya hardware ( jasad ) dalam ibadah harus berdasar pada keadaan software ( jisim ) alasannya adalah jisim tidak pernah tunduk pada dunia sedang jasad selalu berkiblat pada keduniaan.
Ini adalah cikal bakal hukum syariat , maka siapapun yang berbicara syariat kalau hadapan pandangan diri diawali dari melihat wujud dunia maka petuahnya tak perlu di-ikuti karena orang itu sesungguhnya tidak mengerti dasar hukum syariat
Maha benar Allloh dengan firmannya “…dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”( QS. Jatsiyah 018 ).
RO26 :
Singkronisasi jasad dengan jisim inilah yang sebenarnya disebut “ Manunggaling Kawula Gusti “ dimana jasad ( hardware ) yang nampak ini harus Manunggal dengan Jisim ( software ).
Sehingga dalam ber ibadah tidak terjadi tarik menarik kepentingan , jasad sebagai abdi dan jisim sebagai gusti yang memimpin harus tiada jarak antara karena jika terdapat jarak maka pasti akan terjadi banyak gangguan dalam amal ibadahnya.
RO27:
Seluruh rangkaian software manusia dalam keadaannya juga laisa kamislihi atau tan kena kinaya apa hal itu sebagai bentuk mewakili dari keadaan Sang Maha Suci dan Sang Maha Laisa kamislihi di dunia.
RO28:
Rumusan Singkronisasi Laisa kamislihi adalah :
Manunggalnya bentuk Jasad laisa kamislihi dengan Jisim laisa kamislihi.
RO29:
Jasad laisa kamislihi : adalah keadaan bentuk jasad yang sudah mencapai pengembalian bentuk pada ufuk dirinya sandiri.
RO30 : UFUK
Setiap mahluk di alam semesta ini masing masing memiliki ufuk termasuk juga manusia , pada diri manusia ufuk diri itu berdiri diatas ufuk nazhor dan ufuk badihi .
Ufuk nazhor adalah titik “ Thoha “ yang berada tepat ditengah kening , sedang Ufuk badihi itu berada pada titik “Yaa Sin” yang berada di pusat sentral otak belakang bagian kepala.
Mengetahui ufuk diri adalah kewajiban setiap insan agama terutama yang menghendaki terwujudnya nilai kafah dalam al Islam.
QS 41 Fushilat 053. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. …..
April 23, 2013 pada 12:42 pm
Istilah mengenal diri mengandung arti bahwa diri kita merupakan gabungan dari dua diri, yaitu diri yang mengenal dan diri yang dikenal. Diri yang mengenal adalah diriku sebagai subjek sedangkan diriku yang aku kenal adalah diriku sebagai objek. Antara diri subjek dan diri objek bukanlah dua hal yang terpisah, tetapi keduanya merupakan satu kesatuan yang memungkinkan manusia mempunyai kemampuan untuk mengenal dan sadar akan siapa dirinya yang sebenarnya. Binatang tidak. Selanjutnya click di sini http://spensaguti.wordpress.com/category/pencerahan-jiwa/
Februari 11, 2014 pada 11:38 pm
sedikit ilmu and tidak jelas lebih baik mendengar dari berbagai sumber dan jangan berhujjah ok
Mei 1, 2013 pada 4:14 pm
apa yg dijelaskn memang benar adanya itulh kenyataan pd diri namun daripada itu kt tingkatkn lg dgn jikir 7 kutub. qutuburrabbani yaitu mayiyullah tajali se utuh nya bersambung. Kal-sel banjarbaru km34 wrg dodoi
Mei 22, 2013 pada 4:16 am
Untuk mengenal diri mulailah dari sifat diri, Perbaiki sifat-sifat buruk yang ada pada diri menjadi sifat sifat baik sesuai tuntunan alquran.
Jika semua sifat buruk hilang dari diri.maka Allah akan menambahkan sifat-kita dan akan ada sifat baru yang muncul dalam diri.
karena pada dasarnya diri yang sebenarnya diri ini sudah mengenal Allah dan sifat sifatnya Allah.
Februari 11, 2014 pada 11:42 pm
pertanyaannya sampean sudah mengenal diri atau belum ? nah kalau belum mari sama sama saya senantiasa belajar terus dengan bersumber dari alquranul karim dan al hadist yang shoheh amin …. tidak perlu berteori ….
Juni 5, 2013 pada 4:17 pm
adakah yang tau arti alif lam lam ha, mohon bantuan
Juni 16, 2013 pada 2:55 pm
ASMA’ULLAH adalah Api, Air, Angin, Bumi, Asma yang Agung. Satu, cukup untuk semua, Api, Air, Angin, Bumi menjadi huruf ALIF – LAM – LAM – HA
Februari 11, 2014 pada 11:43 pm
artinya hanya alloh yang tahu ….. jangan sok tahu ……
Agustus 13, 2014 pada 4:43 pm
Itu mah asalna manusa om.
November 14, 2013 pada 4:34 pm
alif itu menyatakan zat.@.lam yg pertama itu menyatakan sifat.@.lam yg kedua menyatakan asma.@Ha itu menyatakan af alnya allah..bersatu zat.sifat.asma.afal itulah maqrifatulah.
Januari 8, 2014 pada 12:19 am
Kami menambahkan balasan saudaraku Fahrul Rozi. Pada diri adalah 1.alif menyataan nafas berarti angin, 2.lam-awal menyatakan air-liur berarti air, 3.lam-akhir menyatakan darah berarti api dan 4. Ha menyatakan hawa/rasa berarti tanah/bumi. Pada tangan kita adalah 1.kelingking menyatakan alif, 2.jari-manis menyatakan lam-awal, 3.jari-tengah menyatakan lam-akhir dan 4. Telunjuk dan ibu-jari (pertemukan kedua ujungnya hingga membentuk seperti huruf O) menyatakan huruf ha. Semoga bermanfaat.
April 12, 2014 pada 2:32 am
Saya ingin bertanya bagaimanan cara mengenal diri sendiri ?
Dan ada berapa tingkatan islam ini ?
Mohon d bantu jawab dg sejelas2 nya.
September 6, 2013 pada 5:14 am
setelah kita mengetahui segala macam teori ini, lalu bagaimana penerapannya dalam kehidupan……dan apa tujuan semua pengetahuan ini….?????
Januari 8, 2014 pada 12:33 am
Memang benar yang dibicarakan selama ini semuanya terkait dengan teori/pemahaman. Padahal yang penting pemakaiannya (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) . Lalu bagaimana caranya? Cara sederhana adalah perbanyaklah bertafakur (berdzikir/dzikrullah), kenali diri, mohon ijin/kerédhaan dari ibu yg mengandung kita, bertobat, bertawasul pada si Hayat . Tujuannya? Untuk kembali ke Rahmat Allah dengan sempurna. “asal dari tiada kembali ke tiada”. Semoga bermanfaat.
Februari 11, 2014 pada 11:53 pm
jaga dirimu dan ahlimu dari api neraka …ku anfusakum waahlikum naroon ……. tujuan ilmu ini untuk sarana beribadah kepada alloh swt dengan ihlas sehingga kita mencapai predikat takwa ( menurut alloh swt and bukan menurut diri kita ) ,berbekal ketakwaan kepada alloh swt maka semua cobaan dan ujian alloh swt yang kita temui dalam kehidupan insyaalloh dengan berbekal dan mendekat kepada alloh swt secara total akan dapat kita lalui dengan sabar …sabar….sabar ( catatan ” kita sudah berupaya maksimal untuk menghadapi dan mencari solusi dalam menghadapi ujian n cobaan dengan cara yang dibenarkan oleh alloh swt and..barulah kita berserah diri ) …..beruntunglah orang yang sabar dengan cobaan alloh swt !!!
Juni 23, 2014 pada 4:15 am
bagus mas dng komentar nya.. semua manusia tujuan nya cuma ingin kembali ke alloh dengan sempurna,,, dan dari ilmu itulah datng nya kesempurnaan, dan sitiap manusia di wajib kn menuntut ilmu,,, tanpa ilmu ibadah akan sia2
November 14, 2013 pada 3:33 am
Mohn petunjuknya, apakah nafsu bagian dari sofhware .mkch
Desember 17, 2013 pada 10:18 am
Saya amat tertarik dan ingin belajar dgn ilmu ini
Januari 3, 2014 pada 5:04 am
Asalammualaikum, saya tertarik akan blog mengenal diri dan soalan saya benarkah Jasad dan Roh tidak berpisah diwaktu kematian kita nanti……
Januari 7, 2014 pada 11:57 pm
Jangan katakan mati, tapi “kembali ke Rahmat Allah”. Kenyataannya roh meninggalkan jasad. Kenapa? Karena kekotoran jasad selama dihidupkan. Mungkinkah kepulangan roh bersama jasad? Kenapa tidak, atas Kuasa Allah. “Upaya kita” bertobat dan berdzikir. Yang terpenting “kenali diri”. Kalimat di atas blog ini “Menafikan segala ketuhanan untuk mengenali Allah” (dalami 20 sifat Allah). Semoga bermanfaat.
April 2, 2014 pada 12:53 pm
maaf,jasad manusia terdiri dari komposisi maka itu wujudnya bs hancur..
saya ingin mengetahui sebenarnya seperti apa langkah yang harus saya lakukan saat menghadapi sakratul maut jika asal kita tiada dan kembali ke tiada, namun ada pula yang mengatakan asal dari allah dan kembali ke allah…
Januari 29, 2014 pada 11:49 am
saya sangat tertarik dan ingin sekali belajar
Februari 5, 2014 pada 4:26 pm
Tanah,api,air dan angin dimanakah letaknya dlm diri kita?
Februari 21, 2014 pada 5:46 pm
Itu lebih tepat saya sebut “Kebenaran’, Bukan Teori.
Kebenaran ‘ada’ di ketiadaan didalam Yakin.
.baru belajar.
Maret 14, 2014 pada 4:04 am
Sangat tertarik dengan blog anda 🙂
salam kenal .
Mei 5, 2014 pada 1:44 am
apa anda yakin kalau Allah itu adalah tuhan..?.. atas dasar apa anda yakin.. ?.. kalau sebatas kenal karena kata orang atau kata alqur’an.. orang Nasrani juga bisa mengatakan hal yang sama.. untuk apa memuliakan yang tidak kitakenali.. bahkan kalau kita sudahkenal gak ada lagi yang perlu di bedakan.. aku adalah dia dan dia adalah aku..
saya mau mnyakan kedalaman kalimat ini
.karna orang yg menulisnya mengatakan..saya tidk akan mennyembah tuhan jika saya tidak mengenal diri….saya merasa kurang nyamn dgn apa yang dia sampaikan.mhon petunjuknya
saya mau menayaksn kedalaman kalimat ini..
dia bersikukuh mrngatakan..
Februari 13, 2015 pada 11:11 am
dalam literatur ketauhidan yg dianut alhlisunah waljamaah (Al Asy’ariyah) dikenal 20 sifat wajib bagi Allah. 20 sifat ini inilah minimal wajib diketahui oleh seorang mukmin untuk mengenal Allah. Jika kita sudah memahami sifat2 itu maka kita akan tahu siapa itu Allah dan mana yg bukan Allah. Jika ada sesuatu sesembahan atau sesuatu yg dipertuhanan tidak memenuhi ketentuan yg ada dalam sifat 20 tadi maka sesuatu sesembahan atau sesuatu yg dipertuhanan itu bukanlah Allah. Karena sifat yg 20 itu hanya dimiliki (wajib) bagi Tuhan yaitu Allah.
perkataan: aku adalah dia dan dia adalah aku.. tidak dikenal dalam dunia ilmu tauhid, justru perkataan seperti itu harus dubuang jauh2 untuk memurnikan ketauhidan kita. perkataan seperti itu mungkin kadang kita jumpai dalam literatur2 sastra seperti syair2, puisi dll, yg hanya menghendaki makna majas dan tidak menghendaki makna yg sebenarnya. jika kata “dia” yg dimaksud adalah Tuhan (Allah) dalam perkataan : aku adalah dia dan dia adalah aku.. , maka jelas itu suatu pemikiran yg salah. karena dalam Alquran yg menjadi kitab suci kita umat Islam dan dari sanalah segala hukum disandarkan, dalam surat asy-Syura’ ayat ke 11 menyatakan: …. ‘tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia’. Artinya segala sesuatu itu tidak ada yang sama dengan dzat Allah.Ayat inilah yg menjadi dasar dari sifat 20 yg wajib bagi Allah yg ke 4 yaitu mukholafatulilhawaditsi (berbeda dengan makhluknya) jika kita sudah tahu ranah hukum ini, maka bagaimana kita akan mengatakan: aku adalah dia dan dia adalah aku..? karena perkataan ini akan membawa pemikiran kita pada menyerupakan Allah dengan (aku) / makhluk-Nya. Dan menurut Asya’irah (Madzhab Asy’ari) menyerupakan tuhan dengan makhluk dapat menyebabkan seseorang menjadi ‘kafir’ / batal imannya.
perkataan: aku adalah dia dan dia adalah aku.. yg mungkin didapat dari sebuah gubahan syair/puisi seorang penyair, mungkin yg dimaksud oleh penyair tersebut adalah: aku adalah (ciptaan) dia dan dia adalah (yg menciptakan) aku. Penulisan syair/puisi seperti itu kerap dilakukan oleh sang penyair untuk memberikan kesan atau penguatan jiwa dan gelora cinta yg mereka tuangkan dalam tulisannya.
coba kita lihat penggalan syair yg ditulis oleh Mansur Al-Hallaj
bunuhlah aku sekarang, sebab mulai hari ini tiada lagi
adanya perantara aku dan Dia
tiada lagi yang akan kuseru bernama sahabat
aku adalah Dia dan Dia adalah aku
di alam syahadah ini aku tidak mendambakan Dia
demi segala kesenangan hidup
aku hanya mendambakan hukumanNya atas nama Cinta
……………..dst
Mansur Al-Hallaj adalah seorang penyair sufi. segala ungkapan pikiran yg dituangkan dalam bentuk syair, seorang penyair dari kalangan sufi lebih menekankan pada penguatan gelora cinta dan jiwa kedekatan dirinya kepada sang Khaliq, sehingga selain sang penyair sendiri, pengungkapan maknanya kadang tidak bisa diambil secara harfiah dari kata2nya.
perkataan: saya tidk akan mennyembah tuhan jika saya tidak mengenal diri….
tentang perkataan di atas, dalam khasanah keislaman ada ungkapan: مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ artnya: “Barang siapa yang mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.”
jadi bagaimana kita bisa menyembah Tuhan jika kita tidak mengenalnya. Kita akan sampai mengenal Tuhan jika terlebih dulu kita mengenal diri kita sendiri. apa, siapa, dari mana, untuk apa dan akan ke mana diri kita ini? jawaban dari pertanyaan2 itu aka menghantarkan kita pada kenalnya kita kepada Tuhan.
demikian sedikit jawaban yg masih jauh dari sempurna ini, semoga sedikit bisa memberikan kenyamanan hati mba dewi astuti
kurang lebihnya mohon dimaklumi.
Mei 14, 2014 pada 3:42 am
sangat tertarik dengan blog ini.sekedar info menurut kitab sirrur asrar karya magnum opus syeh abdul qodir aljailani bahwa ketika Alloh berkata kpd ruh ruh.alastu birobbikum dst hal tersebut terjadi di alam lahut dan ruh tersebut di sebut ruh al qudsi namun begitu ruh berada dalam jasad, maka kebanyakan ruh luipa akan negri aslnya maka dalam q.s ibrahim ayat 5 alloh berfirman wazdakkirhum bi ayyamillah ( dan 9ingatkanlah mereka dengan hari hari alloh ) agar manusia kembali kpd Alloh dalam keadaan bersih dan semoga kita semua terbimbing kpd hidayah Alloh amin ya robbal alamin dari Alghozy taman yasmin V bogor
Mei 17, 2014 pada 6:16 am
Mari kita sama” mengucap BISMILLAH, untuk mengarungi kehidupan ini dengan berpedoman AL’QURAN dan ASSUNAH, wassalam
Agustus 20, 2014 pada 8:51 am
Intinya semua yang ada di alam semesta ini tidak ada dan yang ada hanya AKU yang Mutlak…menuntut ilmu itu jangan setengah-setengah…ilmu itu hanya jalan…bagaimana cara kita kembali…Semua kosong namun berisi..mohon maaf bila ada salah kata …
Desember 26, 2014 pada 1:08 pm
pucuk paka dalam paku
paku datang dari seberang
cari aku dalam aku
aku berlindung dalam terang.
Februari 11, 2015 pada 8:14 am
saya ingin belajar lah sama guru nya,,